SMPN 1 Panti Hidupkan Semangat Belajar Melalui Project-Based Learning: Recount Text Jadi Kisah Hidup yang Bermakna

 


Redaction, Jember – Di ruang kelas 8C SMPN 1 Panti, cahaya pagi menyelinap melalui jendela, menyingkap wajah-wajah penuh antusiasme. Hari sabtu (13/9/25), pelajaran bahasa Inggris bukan sekadar rangkaian kata dan tata bahasa. Bersama sang pendidik muda, Muhammad Rafi Sofyan Putra, siswa-siswi diajak menyelami pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning/PjBL) dengan tema recount text, sebuah perjalanan menulis yang menghidupkan kembali kenangan, peristiwa, dan pengalaman pribadi.


PjBL yang diterapkan Rafi bukan sekadar metode, melainkan jembatan antara teori dan praktik. Siswa tidak hanya diminta menulis teks recount, tetapi juga melewati proses riset kecil, diskusi kelompok, penyusunan draft, hingga tahap revisi yang menuntut kerja sama. “Bahasa itu harus hidup. Ia bukan hanya hafalan di buku, tapi cara kita menyulam kisah,” tutur Rafi, sembari memotivasi siswanya untuk menulis dari hati.


Puncak dari rangkaian pembelajaran ini adalah gelar karya, momen ketika karya tak lagi diam di lembar kertas, melainkan hidup di hadapan audiens. Di depan kelas, satu per satu siswa maju membacakan dan mempresentasikan recount text mereka. Ada yang bercerita tentang liburan bersama keluarga, pengalaman pertama mengikuti lomba, hingga momen sederhana yang ternyata menyimpan makna mendalam.


Suasana kelas seketika berubah menjadi panggung literasi. Beberapa siswa tampak gugup, namun tepuk tangan teman-teman menjadi penguat. Ada pula yang membacakan kisah dengan penuh percaya diri, suaranya bergetar oleh semangat. Di balik presentasi itu, tampak tumbuh rasa percaya diri, keterampilan berbahasa, serta keberanian untuk tampil di depan publik.


Lebih dari sekadar tugas sekolah, pengalaman ini menjadi bekal. Anak-anak tidak hanya belajar menulis dalam bahasa Inggris, tetapi juga mengasah empati, komunikasi, dan keterampilan abad 21. Mereka belajar bahwa setiap kisah, sekecil apapun, patut dihargai.


Di akhir sesi, senyum kepuasan menyelimuti wajah siswa maupun guru. Recount text tak lagi sebatas materi, melainkan cermin bahwa belajar bisa menjadi perjalanan yang indah: merangkai kata, membagi kisah, dan menemukan makna.


SMPN 1 Panti hari itu tidak sekadar mencetak nilai di rapor. Ia menorehkan jejak, bahwa pendidikan sejati adalah ketika siswa mampu menemukan suara mereka sendiri, dan guru hadir sebagai pemandu perjalanan itu.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال