Memelihara Budaya dan Keterampilan “Permainan Layang-Layang”


Foto Dokumentasi permainan layang-layang (Redaction)

REDACTION, BONDOWOSO - Permainan layang-layang merupakan bagian penting dari budaya tradisional di banyak negara, termasuk Indonesia. Aktivitas ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga membawa nilai-nilai budaya dan keterampilan yang turun-temurun dari generasi ke generasi. Layang layang tradisional dibuat dengan hati-hati, sering kali menggunakan bahan-bahan alami seperti kertas, bambu, dan benang, yang semuanya dapat ditemukan secara lokal.
Main dan nonton layangan di siang dan sore hari? Itu sudah biasa. Nah, ada yang menarik nih, di sebuah desa, tepatnya Desa Mengok, Kecamatan Pujer, Kabupaten Bondowoso. Jika lewat jalan raya pagungan ada lapangan sepak bola yang setiap malam dijadikan tempat untuk bermain layangan tradisional.

Permainan layangan tradisional itu tidak hanya dimainkan oleh anak-anak seusia 7-12 tahun namun semua kalangan asyik bermain bersama dari anak-anak, Remaja, bahkan orang-orang dewasa juga tak kalah asyiknya sedang bermain layangan. Uniknya yang nonton tidak hanya yang berjenis kelamin laki-laki, akan tetapi anak perempuan sampai ibu-ibu juga asik menonton permainan layangan.
Teknik bermain layang-layang yang saya saksikan di desa Mengok beragam, terbang biasa yaitu hanya menikmati layangan melayang di udara. Adu layangan yaitu menggesekkan benang dengan lawan untuk memutuskan layangan lainnya dan manuver yaitu membuat gerakan naik-turun atau zigzag dengan menarik dan mengulur benang dengan cepat.
Permainan layang-layang bukan hanya sekadar kegiatan mengisi waktu luang, tetapi juga menjadi sumber kepuasan batin bagi para pemain maupun penonton. Di balik kesederhanaannya, bermain layang-layang menawarkan sensasi tersendiri yang menyentuh aspek emosional, sosial, dan budaya. Ada kepuasan bagi pemain layang-layang dan penonton.

Kepuasan bagi pemain: pertama rasa bangga dan prestasi saat layangan berhasil terbang tinggi dan stabil, pemain merasakan kepuasan luar biasa karena merasa berhasil mengendalikan alam (angin).Dalam permainan adu layangan, saat berhasil memutus benang lawan, muncul rasa kemenangan dan kepercayaan diri. kedua sarana relaksasi dan ketenangan aktivitas ini menjadi media untuk melepas stres dan menenangkan pikiran, terutama ketika melihat layangan melayang bebas di langit biru. ketiga kreativitas dan keterampilan merakit, mendesain, dan menyeimbangkan layangan menumbuhkan kreativitas dan ketelitian. Kepuasan muncul saat hasil buatan sendiri bisa terbang dengan baik. dan keempat, Interaksi sosial bermain layangan sering kali dilakukan beramai-ramai, sehingga menjadi ajang berkumpul dan menjalin persahabatan.
Kepuasan bagi penonton yaitu Hiburan Visual melihat berbagai bentuk, warna, dan gerakan layangan di langit memberikan kesenangan tersendiri, seperti menyaksikan pertunjukan seni di udara.Tontonan kompetitif dalam adu layangan, penonton ikut terbawa suasana tegang dan seru, terutama ketika dua layangan saling "bertempur" untuk memutuskan benang satu sama lain. Kenangan dan nostalgia bagi penonton dewasa, menyaksikan anak-anak atau remaja bermain layangan dapat membangkitkan kenangan masa kecil yang hangat dan menyentuh. Budaya yang menghidupkan lingkungan menonton permainan layangan sering kali menjadi bagian dari tradisi lokal atau festival, yang memperkaya kehidupan sosial dan budaya masyarakat.

Menariknya ketika layang-layang putus maka penonton yang hadir baik itu anak-anak, remaja, bahkan orang-orang dewasa berlari dan berebut untuk mendapatkan layang-layang tersebut, bahkan ada yang sampai berkelahi demi mendapatkan layangan yang putus. Permainan itu juga dapat menunjang perekonomian masyarakat sekitar, terbukti di tempat permainan layangan tersebut di lapangan Mengok banyak penjual jajanan ringan dan minuman yang hampir setiap hari ludes dibeli orang-orang yang hadir untuk bermain dan menonton permainan layangan.

Selain itu permainan layang-layang merupakan salah satu solusi kreatif untuk mengurangi ketergantungan gadget adalah dengan memperkenalkan kembali permainan tradisional seperti layang-layang. Permainan layang-layang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mendorong anak untuk:
  1. Berkegiatan di luar ruangan, yang sehat untuk fisik dan mental
  2. Melatih keterampilan motorik saat mengatur arah, menarik, dan mengendalikan layangan
  3. Meningkatkan kreativitas saat membuat atau menghias layangan sendiri
  4. Belajar bersosialisasi dengan teman sebaya di lapangan
Kegiatan ini jauh lebih aktif dan menyegarkan dibandingkan duduk berjam-jam di depan layar.

Mengalihkan Fokus dari layar ke langit saat anak terlibat dalam permainan layang-layang, perhatian mereka akan teralih dari dunia maya ke dunia nyata. Ada sensasi kebebasan dan kesenangan tersendiri saat melihat layangan terbang tinggi, apalagi jika mereka berhasil membuat dan menerbangkannya sendiri. Kegiatan ini menciptakan keterikatan emosional dan kepuasan nyata, yang sulit diperoleh dari game digital.

Kegiatan yang Mendorong Interaksi Sosial. Berbeda dengan permainan di gadget yang sering bersifat individual, bermain layang-layang mendorong anak untuk:
  1. Berinteraksi langsung
  2. Berbagi pengalaman
  3. Bekerja sama dan bahkan bersaing secara sehat (misalnya dalam adu layangan)
Hal ini memperkuat kemampuan sosial dan empati anak-anak, yang sering terabaikan dalam dunia digital.

Keterlibatan Keluarga dan Komunitas,Permainan layang-layang juga bisa menjadi kegiatan keluarga. Orang tua dapat menemani, mengajari, bahkan ikut bermain. Ini mempererat hubungan keluarga dan membuka ruang komunikasi yang alami. Hal ini akan lebih menarik jika permainan layang-layang dilombakan dalam acara festival agar budaya permainan ini tidak hilang.

Penulis: Eli Irmawati, S.Sos
Editor: M. Nur Haris



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال